Kala rintik peluh temani beribu kilatan nestapa
Merengkuh sgala asa yang takkan kembali ada
Di dalam derap,dan di dalam langkah diri
Terang itu takkan pernah padam
Tetapi terang itu akan menghilang
Apapun itu ???
Aku pun tak sanggup menerkanya
Walau tiap detik aku coba
Namun semua berakhir luka
Semua yang ada kini tlah tiada
Kini hanya luka adanya
Luka yang tak mampu terhapus
Oleh waktu ataupun hati
Luka yang teramat pedih
Untuk dirasa maupun dipendam
Kini hanya bimbang
Bimbang akan rasa di jiwa
Bimbang akan hari esok
Bimbang akan sakit yang ada
Dan bimbang akan waktu yang terlewatkan
Entah apa artinya ini
Sulit untuk aku lukiskan
Sangat sangat sulit untuk diriku
Sejauh langkah kakiku
Setiap detik pula aku mencoba
Namun apa daya dijiwa
Namun apa daya di hati
Menatap fajar pun aku tak mampu
Apalagi meratapi kesalahanku
Aku benar-benar tak mampu
Apa ini jawab smua tanyaku ???
Apa ini takdir hidupku ???
Nestapa kala derita menghantui juwa
Aku mencoba ikhlas
Terus,terus mencoba, namun aku tak mampu.
Akankah hari esok ada untukku ???
Akankah takdir kan membunuhku ???
Entah apa yang terjadi
Entah apa yang ku harap
Entahlah aku tak tahu apa-apa . . .
Kini temani fajar yang redup adanya
Kini temani sepi yang ku dekap
Tertawa dalam luka yang teramat pedih
Kepalsuan diri yang mekin menjadi
Tak ada yang tulus kecuali rasa ini, rasa dihati ini !!!
Tanpa ada smua
Tanpa ada yang peduli
Tanpa ada yang mengetahui
Tanpa ada yang tertawa
Mengukir smua prasangka
Aku tak sanggup
Tak sanggup untuk mengerti
Tak sanggup ku perbuat
Apa daya ku ???
Diam diri dikala derita
Disetiap jejak langkah
Mengiringi lara yang ku dekap
Terus tertawa dalam kepalsuan
Walau itu cuma menyakitkan
Namun ini baiknya, buat kau dan aku
Tersadar ku disini
Didalam perihnya luka hati
Dikala sang fajar tiba
Berat kulalui smua
Bahkantak kuasa tuk kujalani
Apa aku ini mampu ???
Saat lilin kecil terabaikan cahyanya
Hanya luka yang mendalam
Smua kini tlah mu musnah
Hancur tersapu tangis yang menghujam hati
Ingin ku pandang kembali
Sinar redup kembali terang
Laksana api abadi terang takkan padam
Terus terang walau beranjak pergi
Dan laksana beribu bunga yang slalu mekar
Walau musim terus berganti
Hari esok mungkin ada
Namun bukan untukku
Karna hari esokku tlah hilang
Tersapu luka yang tertanam
Terkubur dalam serpihan jiwa
Terkatung dalam lantunan dentum waktu
Yang kan terus berputar
Tanpa kepastian di jiwa
Hanya harapan sekecil-kecilnya
Hanya kehancuran yang kian menerpa
Menggoyah raga di jiwa
Mencabik tanpa belas kasihan
Hati yang kan tahu
Apa salah ku ???
Apa dosa ku ???
Kini ku merindumu
Namun mengapa waktu tak memihak ku
Mungkin ini takdir aku
Terus trang kini ku benar-benar merindumu
Hati ini masih tertuju ke kamu
Walau cahaya terang kembali menghidupkan aku
Hati ini takkan berpaling
Aku yang lemah
Tanpa daya kini ku dekap
Hingga nanti di akhir perjalanan ku